29 January 2009

Balas Dendam Kematian Seorang Serdadunya, Israel Gempur Terowongan Rafah

GAZA - Serdadu Zionis kembali melanjutkan perburuan menggempur militan Hamas di Jalur Gaza. Setelah kontak fisik pertama pada Selasa (27/1) yang mencabik nota kesepakatan gencatan senjata, kemarin (28/1), pesawat tempur Israel membombardir terowongan-terowongan yang membelah perbatasan Gaza dengan Mesir. Israel berdalih aksi tersebut sebagai pembalasan atas kematian seorang prajurit dan tiga lainnya luka akibat bom milik Hamas ketika mereka berpatroli di perbatasan Israel-Gaza pada Selasa (27/1). Dokter mengatakan, serangan udara Israel itu menewaskan seorang warga sipil yang diidentifikasi sebagai petani. Disebutkan, militan Hamas ada yang menderita luka-luka terkena bom ketika sedang mengendarai motor. Militer Zionis menyatakan pria itu termasuk salah seorang yang terlibat dalam aksi serangan bom sehari sebelumnya. ''Hamas sebagai penguasa Gaza harus bertanggung jawab terhadap seluruh serangan dari Gaza ke Israel,'' kata Juru Bicara Pemerintah Israel Mark Regev seperti dilansir Associated Press. ''Israel sebenarnya ingin ketenangan di selatan berlanjut. Tapi, serangan kemarin (Selasa) secara sengaja telah mengusik ketenangan torpedo. Jika Hamas merusak gencatan senjata, mereka tidak akan mendapat apa-apa kecuali menanggung segala konsekuensinya,'' lanjutnya. Israel mengancam bakal melakukan serangan lebih besar yang semakin memorakporandakan sekaligus menewaskan korban lebih banyak di Jalur Gaza. Untuk satu nyawa tentara Israel yang hilang, Gaza harus menanggung risiko kehilangan nyawa berpuluh kali lipat. Akibat serangan Israel di Rafah, perbatasan dengan Mesir, ketenangan yang baru saja dirasakan warga Gaza kembali terusik. Mereka kembali berlarian meninggalkan rumah -lebih tepat disebut seonggok puing-puing bekas serangan 22 hari Israel lalu- untuk berlindung.Terowongan-terowongan yang berada di dekat perbatasan itu memang target utama militer Israel untuk dihancurkan. Persepsi mereka, Hamas menyelundupkan senjata ke Gaza melalui terowongan tersebut. Sejak gencatan senjata sepihak Israel tercetus, terowongan itulah yang paling dikhawatirkan. Negeri Yahudi tersebut getol melobi Amerika Serikat dan Eropa agar bersedia menyediakan sarana dan prasarana dalam rangka menyetop saluran senjata Hamas, baik lewat darat maupun laut. Israel bahkan juga menekan Mesir agar menutup sekaligus mengawasi perbatasan seketat-ketatnya. Sementara itu, utusan Amerika Serikat khusus ke Timur Tengah, George Mitchell, telah mendarat kemarin di Mesir. Dia bertugas menyambung lidah Presiden Barack Obama untuk perdamaian Palestina dan Israel. Tugasnya kini lebih berat. Sebelumnya dia dijadwalkan hanya akan memediatori dua kubu, Palestina dan Israel membuat komitmen perdamaian baru. Namun, karena kontak senjata kembali berkecamuk, dia harus mengerahkan tenaga terlebih dahulu agar pihak yang bertikai, Hamas dan militer Israel, menghentikan serangan.Ketika berbicara dengan Presiden Mesir Hosni Mubarak, Mitchell mengatakan, kondisi gencatan senjata memasuki masa kritis. Hari ini, Mitchell dijadwalkan bertemu dengan petinggi Israel seperti PM Ehud Olmert, Menteri Luar Negeri Tzipi Livni, pimpinan partai oposisi Likud Benjamin Netanyahu, dan Menteri Pertahanan Ehud Barak di Jerusalem. Seperti halnya duta negara-negara Barat, Mitchell tidak menjadwalkan negosiasi dengan Hamas yang mereka cap sebagai organisasi teroris.

No comments:

Post a Comment

SliDe Q

Interesting

Intermezzo